PRINSIP-PRINSIP
DASAR METHODIK PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (PDMPK)
Prinsip-prinsip
dasar methodik pendidikan Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam
pendidikan Kepramukaan, yang membedakan dengan gerakan pendidikan / organisasi
lain.
PDMPK ADA 9 MACAM,
YAITU:
Prinsip
Kesukarelaan
Yaitu merupakan
sikap/tingkah laku yang bukan karena tekanan-tekanan. Sifat kesukarelaan ini
dilandaskan pada sifat :
Ketulusan hati,
tanpa pamrih (ikhlas), mengutamakan kewajiban dari pada hak.
Mengabdi dengan
penuh tanggung jawab.
Prinsip ini
bertujuan agar para Pramuka menjadi pengabdi masyarakat yang tulus hati, tanpa
pamrih, bertanggung jawab dan mengerti mana yang kewajiban dan mana yang hak.
Prinsip Kode
Kehormatan
Kode kehormatan
Gerakan Prmauka adalah norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota
Pramuka yang merupakan tolak ukur dan standar tingkah laku seorang Pramuka
Indonesia.
Kode kehormatan
ini dijadikan pegangan hidup setiap anggota gerakan Pramuka. Kode kehormatan
terdiri dari :
Janji atau Satya
Ketentuan-ketentuan
moral atau Dharma.
Untuk Siaga :
Janji berupa Dwi
Satya
Dharma berupa
Dwi Dharma
Untuk Penggalang
:
Janji berupa Tri
Satya
Dharma berupa
Dasa Dharma
Untuk Penegak /
Pandega :
Janji berupa Tri
Satya
Dharma berupa
Dasa Dharma
Tri Satya untuk
Penegak dan Penggalang ada sedikit perbedaan.
Prinsip Sistim
Tanda Kecakapan
Tanda kecakapan
diberikan setelah yang bersangkutan berusaha memperolehnya dengan minta diuji
secara swakarsa dan swadaya, yang diatur sedemikian rupa oleh Pembina.
Dalam Kepramukaan
ada dua tanda kecakapan :
Tanda Kecakapan
Umum (TKU)
Tanda Kecakapan
Khusus (TKK)
Tujuan
diadakannya tanda kecakapan ini ialah disamping untuk merangsang peserta didik
untuk lebih giat latihan dan belajar, juga sebagai penghargaan atas telah
berhasilnya menempuh segala ujian dan berhasilnya dalam latihan. Penghargaan
semacam ini sangatlah penting. Sebab setiap peserta didik merasa bahwa hasil
karyanya dihargai, maka sebagai dorongan untuk lebih memajukan berkarya, sistim
penghargaan inilah dipakai dalam kepramukaan.
Sistim Beregu
Maksud dari
sistim beregu ini ialah untuk memberikan kesempatan kepada para Pramuka untuk
belajar mengelola satuan Pramuka dan kegiatannaya.
Tujuan sistim
beregu ialah :
a. Mengembangkan
dan membina :
- Moral
Pancasila
- Tanggung jawab
- Kemampuan
berkelompok
- Demokrasi
b. Mendidik
supaya berlaku :
- Percaya pada
diri sendiri
- Menghormati
orang lain
- Kegotong –
royongan dan kerukunan
- Sikap hidup
dalam masyarakat
- Kepemimpinan
Sistim Beregu
dilaksanakan :
Siaga : dalam kelompok
kecil yang disebut barung, yang beranggotakan 7-10 anak, dipimpin oleh pemuka
barung. Dan kumpulan barung-barung itu disebut Perindukan. Perindukan dipimpin
oleh Pemimpin Barung Utama.
Pengglang :
dalam kelompok kecil disebut regu, yang dipimpin oleh pemimpin regu dan dibantu
wakil pemimpin regu. Regu-regu itu bergabung dalam suatu kelompok besar yang
disebut pasukan, yang dipimpin oleh pemimpin regu utama.
Penegak : dalam
satuan kecil disebut Sangga, yang dipimpin oleh pemimpin Sangga dan dibantu oleh
wakil pemimpin Sangga. Sangga-Sangga berkumpul menjadi kelompok besar yang
disebut Ambalan, yang dipimpin oleh Pemimpin Sanga Utama.
Pandega : dalam
kelompok kecil disebut Reka, dan dalam kelompok besar disebut Racana Pandega.
Sitim Satuan
Terpisah
Sistim satuan
terpisah ialah :
- Memisahkan
antara satuan Pramuka putri dengan satuan Pramuka putra
- Satuan putra
dibina oleh Pembina putra, dan satuan putri dibina oleh Pembina putri. Kecuali
Siaga putra dapat dibina oleh Pembina putrid, dan Siaga putri dapat dibina oleh
pembina putra.
Jadi gugus depan
putra terpisah dengan gugus depan putri, dan biasanya dengan nomor yang
berurutan. Angka ganjil untuk putra dana angka genap untuk putri.
Tujuan dari
diterapkannya sistim ini adalah agar proses pendidikan Kepramukaan untuk
masing-masing jenis, dapat lebih intensif dan efektif.
Prinsip
Persesuaian dengan Perkembangan Jasmani dan Rokhani
Maksud dari
prinsip ini adalah agar proses pendidikan Kepramukaan dapat mengenai sasaran
dengan tepat pada tiap-tiap golongan umur Pramuka. Untuk itulah maka,
Pramuka
digolongkan, berdasarkan usia:
Siaga : anak
usia 7-10 tahun. Anak seumur ini pikirannya masih terpusat kepada induk
semangnya.Maka cara mendidiknya pun harus memakai cara keluarga. Penuh kasih
sayang, gembira ria, kelincahan dan sebagainya.
Penggalang :
anak umur 11-15 tahun. Anak umur ini sudah menginjak remaja, dan mulai mengenal
masyarakat lingkungan. Cara mendidiknya tentu dengan cara yang dapat mengena
pada masa perkembangan usia ini.
Penegak : pemuda
umur 16-20 tahun. Pemuda seumur ini sudah dapat berfikir kritis, logis, dan
realistis. Sudah mengerti corak kehidupan masyarakat. Anak pemuda usia ini
sudah berani dan dapat mengambil tindakan sendiri.
Pandega : pemuda
dewasa umur 21-25 tahun. Pemuda se-usia ini sudah harus terjun membina
masyarakat, dan bergaul dalam kehidupan masyarakat luas
Prinsip Kegiatan
Menarik yang mengandung Pendidikan.
Kegiatan menarik
yang mengandung pendidikan dalam Kepramukaan dibagi atas:
Tujuan jasmaniah
: untuk perkembangan tubuh, kesehatan dan sebagainya.
Tujuan rokhaniah
: untuk perkembangan jiwa, watak dan kepribadian.
Kegiatan menarik
yang mengandung pendidikan ini dipilih dan diatur sedemikian rupa, sehingga
mendorong peserta didik turut aktif mengikuti kegiatan, memecahkan masalah dan
aktif mengembangkan jiwanya
Kegiatan menarik
yang mengandung pendidikan itu Pramuka akan memperoleh :
Tambahan
imajinasi dan daya cipta
Kesadaran akan
kemampuan dirinya.
Rasa percaya
pada diri sendiri.
Rasa tanggung
jawab
Semangat
gotong-royong dan toleransi
8. Prinsip
Keprasahajaan Hidup.
Keprasahajaan
hidup adalah sederhana dan wajar. Pramuka harus belajar hidup sederhana dan
wajar dengan cara :
Pakaian seragam
yang sama.
Susah bersama,
senang bersama (senasib sepenangungan)
Menggunakan apa
yang ada dengan wajar.
Hidup sederhana
di alam terbuka.
membina
kerukunan dan gotong-royong
Latihan hidup
sederhana dalam perkemahan
9.Prinsip
Swadaya
Prinsip Swadaya
dalam Kepramukaan adalah : bahwa semua kegiatan harus dilaksanakan dengan usaha
dan daya upaya sendiri (berdikari) untuk tidak menggantungkan diri pada orang
lain.
Dalam hal ini
Pramuka harus belajar :
Menghadapi
masalah dengan baik dan demokratis
Memecahkan
persoalan dengan teliti.
Berusaha keras
untuk mencapai keberhasilan
Bertanya kepada
yang lebih mengerti, bila tak mampu menghadapi masalah tersebut.
10. Sistim Among
Sistim Among
berarti : mengasuh, memelihara, menjaga dan merawat. Orang yang melaksanakan
among disebut Pamong. Dalam Kepramukaan Pembinalah yang disebut Pamong .
Maka dalam hal ini
Pembina harus bertindak :
Bijaksana (adil)
Memberi teladan
yang baik
Rasa cinta kasih
Disiplin dan
tanggung jawab
Atau lebih
populernya ialah dengan ajaran Ki Hajar Dewantoro yaitu :
Ing ngarsa sung
tulodho : di depan jadi teladan.
Ing madya mangun
karso : di engah menggugah kemauan
Tut wuri
handayani : Dari belakang memberi dorongan
Kesembilan PDMPK
tersebut harus diterapkan secara keseluruhan, bila sebagian prinsip tersebut
dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi Gerakan Kepramukaan.